Nasabah Bijak, Jangan Mau Dibajak

The main vulnerability isn’t in applications or servers. Man is the main security flaw. The most effective of all hacking methods, the great art of deceiving: Social engineering -- Who Am I (2014) --

♒♓⛎

Apa itu Soceng?

Suatu hari di pertengahan tahun 2007, kakak memberi kabar tak menyenangkan. Hari itu Ayah abis kena tipu 400ribu. Kakak lalu bercerita kronologinya, aku yang baru pulang kuliah, menyimak dengan seksama sekaligus prihatin dengan apa yang menimpa Ayah. Jadi pagi hari itu, sekitar pukul 9 WIB, tiba-tiba datang seorang lelaki tak dikenal, menawarkan jasa pijat. Ayah menerima masuk "tamu" tersebut tanpa menaruh kecurigaan sedikitpun. Kurang lebih setengah jam Ayah dipijat di ruang tamu rumah kami. Dalam rentang waktu tersebut, kakak sulung 1-2 kali dipanggil Ayah untuk menyuguhkan hidangan dan memenuhi instruksi tukang pijat. 

Kelar dipijat, Ayah masuk kamar & merogoh kantong celananya, 'tuk mengambil uang 400ribu, "tukang pijat"-pun pergi setelah menerima pembayaran dari Ayah. Beberapa menit kemudian, Ayah dan kakak merasa pening, sekaligus tersentak kayak abis lepas dari "guna-guna". Mereka juga sedikit mual dengan aroma menyengat yang ditinggalkan tamu misterius tersebut. Baru deh, mereka sadar telah menjadi korban hipnotis. Jadi selama "tamu" paruh baya itu di rumah kami, Ayah dan kakak berada dalam pengaruh hipnotis. Tak heran, mereka nurut-nurut aja sama apa yang diperintahkan oleh si "tamu". 

Dalam kisah lain, bibiku yang lagi belanja di Pasar Pondok Gede tiba-tiba dihampiri orang tak dikenal. Beberapa saat kemudian, perhiasan emasnya berpindah tangan ke orang tersebut dengan bibi menyerahkan secara "sukarela" akibat pengaruh hipnotis. 

Belakangan aku paham, penipuan dengan metode hipnotis itu salah satu bentuk soceng. 


πŸ‘©πŸ» Soceng? Apa itu Soceng? 

πŸ‘¨πŸ»‍🦰 Naik motor atau sepeda berdua, gitu? 

πŸ‘©πŸ» Duh, itu mah dibonceng 🀦🏻‍♀️

πŸ‘±πŸ»‍♂️ Benda yang dibunyikan saat jam pulang sekolah, bukan? 

πŸ‘©πŸ» Hadeuh... kalau itu lonceng πŸ˜ͺ

πŸ‘¨πŸ»‍🦰 Terus apaan dong, Soceng itu?


Soceng a.k.a social engineering adalah salah satu tindak kriminal dengan jalan memanipulasi kondisi psikologis korban. Pelaku melakukan manipulasi guna mendapatkan keuntungan tertentu, contohnya yaa itu tadi "tarif" pijat 30 menit sebesar 400ribu, yang Qadarullah korbannya Ayahku 😒πŸ˜₯

Soceng tak hanya dipraktikan oleh penipu bermetode hipnotis, tapi juga dilakukan oleh hacker atau "penipu handal yang melek IT". Dalam dunia perbankan, akhir-akhir ini soceng marak terjadi. Sudah banyak orang yang menjadi korban. Kejahatan soceng umumnya dilakukan melalui telepon atau internet, seperti aplikasi medsos, email, ataupun website. Pelaku melakukan berbagai cara yang membuat korban merasa gembira atau panik sesaat, sehingga korban tanpa sadar mengikuti instruksi pelaku. Begitu pelaku mendapatkan hal yang diinginkan (misal info data pribadi/info perbankan), tahu-tahu akun medsos korban mendadak tak bisa diakses, atau rekening tabungannya dikuras seketika! Hiii... mengerikan ya? πŸ«£



                              Ilustrasi hacker 

                            Credit : pexels.com

♒♓⛎

Jenis Soceng


Man is by default trusting and confiding. Social engineering uses these two components. So that you can get anything you want : passwords, secret information, login data -- Who Am I (2014) --


Dalam sebuah relasi, menaruh kepercayaan pada orang lain adalah hal yang baik. Tapi jika dilakukan secara berlebihan, sampai membagi hal-hal yang semestinya bersifat rahasia, justru akan menjadi bumerang. Orang lain bisa memanfaatkan "kepercayaan" tersebut untuk keuntungan dia sendiri. Nah, itulah yang dimanfaatkan oleh pelaku soceng. Pelaku bukan cuma meretas gadget korban, tapi juga ngehack manusia si pemilik gadget. 

"Ya Allah sumpah, kamu nggak ingat sama aku? Aku teman SD/SMP/SMA mu, lho... blablabla..."

Pernah dengar modus soceng seperti itu? Pelaku menghubungi sang target dan mengaku-ngaku sebagai teman lama korban, untuk mempengaruhi pikiran atau menipunya secara halus, sampai-sampai korban merasa 'nggak enak', lalu melunak & terpaksa mengakui bahwa ia kenal dengan "kawan lama"-nya itu. Melalui sikap melunak itulah, jalan masuk si pelaku untuk "membajak" korbannya. Itu baru satu contoh. Menurut Rinda Cahyana (dosen Sekolah Tinggi Teknologi Garut) dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021, sedikitnya ada lima jenis soceng dalam dunia digital. 

1] Phising ~ pelaku soceng berupaya mendapatkan data rahasia korban dengan cara mengelabuinya. Si pelaku mengirim konten atau link fiktif yang berisi iming-iming hadiah. Tujuannya agar korban memberikan data rahasianya melalui link palsu tersebut. 




                            Contoh phising

                 Sumber : tangkapan layar ponsel


2] Baiting ~ pelaku menyebar umpan dengan konten berlabel "menarik" (misal konten porn*) yang telah disusupi oleh malware/spyware terlebih dulu, sehingga memancing korban untuk membuka konten tersebut, untuk kemudian dibajak & dicuri info rahasianya. 

3] Tailgating ~ menguntit sang target untuk mengakses info sensitif dirinya atau organisasi dimana ia bernaung. Saat korban berselancar di dunia maya dengan akses Wi-Fi publik, si penguntit dengan cekatan meretas segala data sensitif korban atau data rahasia organisasinya.

4] Scareware ~ pelaku soceng mengelabui targetnya melalui banner pop up atau pesan notifikasi peringatan atau ancaman serangan malware. Pelaku lalu menawarkan solusi untuk menangkal malware tersebut, dengan syarat korban harus mengunduhnya. Padahal gadget korban normal-normal saja, tak ada serangan apapun. Sebenarnya peringatan tersebut buat mengecoh korban agar mau menekan link atau mengunduh "anti malware" pada notifikasi itu.

5] Quid pro quo ~ pelaku soceng mengajak korban untuk mau bertukar barang/jasa secara "timbal balik", padahal itu kedok belaka. Misalnya melalui pengadaan survei online, dengan fee/kompensasi tertentu. Pada soceng jenis ini, "fee" yang diberikan pelaku itu sebenarnya kompensasi atas data-data rahasia yang disetor korban, jadi bukan fee untuk balas jasa dari mengisi surveinya. 


Itulah kelima jenis soceng yang harus diwaspadai. Jangan sampai kita nggak sadar telah menyerahkan sejumlah data rahasia kepada penjahat cyber ini. 




             Adegan dalam film Who Am I (2014) 

         Sumber : https://youtu.be/Rk-vh52Q3rk?list=PLiu-ZuTVANBNuVi6osDmyi8rdaEwvWjfO

♒♓⛎

Cara Kerja/Modus Soceng

Untuk mengelabui sang target, pelaku soceng menggunakan skill IT-nya, sekaligus memanfaatkan emosi dan kelengahan/kelalaian korban. Setelah mencuri info pribadi, pelaku bebas menggunakannya untuk apa saja, seperti mengambil alih akun medsos korban, meretas akun perbankan korban lalu memindahkan dananya ke rekening pelaku, atau menyalahgunakan data korban untuk tujuan tertentu. Pelaku soceng bisa melakukan aksinya itu dalam tempo sekejap saja! 

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ada empat modus operandi yang marak dipraktikan pelaku soceng. 

1] Tawaran menjadi nasabah prioritas 

Pelaku soceng mengelabui korbannya melalui penawaran iklan menjadi nasabah prioritas yang punya berbagai keistimewaan daripada nasabah biasa. Ketika sang target tertarik, pelaku meminta korban untuk menyerahkan data perbankannya, seperti username aplikasi, password, Personal Identification Number (PIN), Mobile Banking-PIN (MPIN), kode One Time Password (OTP), nomor kartu ATM/ kartu kredit/kartu debit, nomor CVV/CVC kartu kredit atau kartu debit (merupakan tiga angka terakhir yang tercantum di belakang kartu), nama ibu kandung, serta info sensitif lainnya. Begitu data korban digenggam, pelaku langsung menguras saldo rekening korban. Tegaaa... 😫😣

2] Info perubahan tarif transfer bank

Modusnya, pelaku soceng berlagak seperti petugas bank dengan menyampaikan kabar perubahan tarif transfer. Pelaku kemudian mengintruksikan korban untuk mengisi data di link formulir fiktif, untuk kemudian 'menyedot' saldo rekening korban. 


Contoh modus perubahan tarif transfer
Sumber : tangkapan layar ponsel

3] Akun medsos customer service palsu

Pelaku soceng membuat akun medsos yang mengatasnamakan bank dan 'mendadaninya' semirip mungkin dengan akun medsos asli bank. Biasanya pelaku mengincar nasabah yang menyampaikan komplainnya di medsos resmi bank. 

Dengan alasan untuk merespon keluhan, pelaku mengarahkan korban untuk menghubunginya melalui japri (jalur pribadi). Korban yang kurang jeli, akhirnya masuk perangkap pelaku & membocorkan data pribadinya tanpa ia sadari. 



Contoh akun medsos CS palsu
Sumber : tangkapan layar ponsel


4] Tawaran menjadi agen Laku Pandai

Pelaku soceng menawarkan 'jasa' menjadi agen laku pandai. Lantas pelaku meminta korban mentransfer sejumlah dana untuk pengiriman mesin Electronic Data Capture (EDC). 


Itulah keempat modus operandi pelaku soceng yang meresahkan masyarakat. Dibutuhkan upaya perlindungan diri agar masyarakat tak menjadi korban pelaku soceng. Upaya tersebut tercermin dari menjaga data pribadi masing-masing dengan rapat bin ketat. Yang tak kalah pentingnya adalah kita mesti paham bahwa petugas bank yang benar pasti tak akan agresif meminta atau menanyakan password, PIN, MPIN, OTP, atau data pribadi lainnya. Jadi jika ada oknum bank yang bertindak sebaliknya, patut dicurigai. πŸ€”

♒♓⛎

Contoh Kasus Soceng

Maraknya kejahatan soceng membuat kita harus lebih waspada. Jangan sampai termakan bujuk rayu atau janji-janji palsu si pelaku. Jika sampai lalai/lengah, data pribadi dapat berpindah tangan atau bahkan dikloning! Seperti yang terjadi pada nasabah BRI ini. Beliau ketipu 70 juta rupiah akibat terlalu percaya pada orang yang mengaku-ngaku sebagai teman lamanya. Si "kawan lama" itu mengajak korban berbisnis. Korban yang awalnya curiga, lambat laun percaya karena kelihaian pelaku dalam meniru suara teman lamanya yang asli. Pelaku berhasil menjebak korban karena sukses mengkloning akun medsos teman lamanya yang asli. Untuk kronologi lengkapnya, silakan bisa dibaca di sini

Kasus lain, pelaku soceng memanfaatkan fitur stiker Add Yours Instagram yang viral beberapa waktu lalu. Pelaku "nantangin" orang-orang untuk share data pribadi melalui game tanya jawab, seperti nama panggilan masa kecil, tanggal lahir, nomor KTP, dsb. Game tersebut terlihat simpel memang, tapi berpotensi mengundang masalah di kemudian hari. Pelaku bisa beraksi melakukan penipuan dengan memanfaat hal-hal privasi yang tanpa sadar telah diumbar oleh korban. 



                     fitur stiker Add Yours Instagram

                     Sumber : tangkapan layar ponsel


Kasus berikutnya, si pelaku soceng menggelar survei kecil-kecilan, padahal itu jebakan buat calon korban yang mengisi survei-surveian tersebut. Serta beragam kasus lain yang makin menegaskan bahwa di dunia maya sama rawannya dengan dunia nyata! 🫣

Sebenarnya ikut-ikutan games fitur Add Yours nggak sepenuhnya salah sih, bila gamesnya berisi hal-hal fun saja. Tapi jika sudah menyangkut hal-hal privasi, mending di skip deh, daripada data pribadi kita disalahgunakan. Selektif itu perlu 😊

♒♓⛎

Tips Melindung Diri dari Ancaman Soceng

Kejahatan siber soceng memang tampak berbahaya, bisa terjadi pada siapa saja & kapan saja. Tapi nggak perlu takut jika kita telah waspada dan mawas diri terhadap sepak terjang soceng di dunia maya. Berikut sejumlah kiat melindung diri agar terhindar dari soceng, antara lain: 

1] Jaga kerahasiaan data pribadi & data perbankan

Jangan sembarangan menyerahkan data pribadi & data perbankan kepada pihak lain. Kalaupun harus memberi data, tanyakan tujuan permintaan data tersebut untuk apa. Jika memungkinkan, beri watermark (berupa keterangan waktu & tujuan) pada data kita, agar tak disalahgunakan. 


                Contoh watermark pada EKTP

2] Jangan mengumbar data pribadi di medsos

Tak semua hal harus dibagikan di medsos. Ada hal-hal yang harus dijaga untuk diri sendiri saja, seperti data pribadi (foto KTP, nomor rekening, buku tabungan, nomor telepon, nama panggilan, nama ibu kandung, dsb). Medsos memang tempat sharing, tapi bukan untuk oversharing

3] Jangan mudah tergoda untuk ikut giveaway/kuis/survei/challenge yang mencurigakan atau membahayakan. 

Bonus/fee tak seberapa dibanding risiko data pribadi kita disalahgunakan. 


          Contoh giveaway yang mencurigakan

               Sumber : tangkapan layar Twitter

4] Aktifkan two-factor authentication

Guna mencegah pelaku soceng membajak akun kita, maka perlu mengaktifkan two-factor authentication sebagai keamanan berlapis untuk melindungi data & password, sehingga keamanan akun perbankan lebih terjamin. Jangan pakai PIN yang gampang ditebak angkanya seperti tanggal lahir. 

5] Aktifkan notifikasi transaksi rekening & cek histori rekening secara berkala

Gunanya untuk memantau transaksi keluar masuk dana rekening bank. Penting pula rutin mengecek histori transaksi via mobile banking ataupun internet banking

6] Jangan gampang percaya pada orang yang mengaku-ngaku petugas bank. 

Bila ada orang tak dikenal yang mengaku-ngaku sebagai petugas bank dan menanyakan data pribadi, kita mesti tenang, jangan panikan, tapi juga sekaligus waspada, serta jangan pernah berikan data yang diminta. Sebab petugas bank yang asli, tak akan meminta data pribadi nasabahnya. 

7] Usahakan menghafal nomor call center, akun medsos, e-mail dan website bank tempat kita menyimpan dana. 

Untuk BRI, call center resminya hanya 14017 / 1500017. Email: callbri@bri.co.id . Jika berbeda, berarti itu nomor palsu/nomor penipu dan email palsu.

8] Selalu gunakan sambungan internet yang aman saat browsing di dunia maya, jangan pakai wifi publik. 




Itulah beberapa tips melindung diri dari kejahatan siber soceng. Ke depannya, modus soceng mungkin akan berkembang. Media dan cara menyusupnya dibuat se-"kreatif" mungkin. Oleh karena penjahat siber makin "cerdik", maka kita juga harus lebih pandai dalam menjaga data pribadi sebagai 'kunci' pengaman data keuangan kita. Nasabah bijak tentu tak akan membiarkan data dirinya dibajak 😊 

Harapanku sebagai penyuluh digital, semoga tulisan ini sedikit-banyak dapat mengedukasi masyarakat tentang berbagai modus kejahatan siber soceng, serta cara untuk mencegahnya. Sehingga masyarakat bisa lebih mawas, lebih waspada dan terhindar dari modus penipuan ala soceng. 














Kompak "Disapa" Omicron

Omicron. Om yang satu ini bukan panggilan untuk adik lelakinya orang tua kita, melainkan sebuah varian dari virus corona yang "diperkenalkan" oleh WHO ke publik dunia pada 26 November 2021. Berdasarkan riset para ahli, gejala omicron tak separah varian delta, namun tetap waspada bagi kelompok rentan (lansia, komorbid).

Qadarullah, keluarga kami "disapa" omicron beberapa waktu lalu. Aku duluan yang sakit, baru kemudian keluargaku. Gejalanya mulai kerasa pada tanggal 1 Januari 2022 malam. Berupa demam, pusing, meriang, kaki pegal kayak habis lari 10K, tenggorokan gatal, batuk, pilek dan hidung tersumbat. Seminggu sebelumnya (25 Desember 2022), kami menghadiri sebuah acara di Cibubur. Lokasi acaranya ramai sekali, prokes pun diterapkan : pakai masker double, rajin cuci tangan pakai air atau handy clean, jaga jarak aman (walau di beberapa titik sukar menghindari kerumunan). Mungkin di acara itu aku terpapar virus omicron πŸ€” Allahu'alam bishawab. Syukurlah setelah 3 hari "teler", hari ke-4 (4 Januari 2022) kondisiku agak mendingan. Demam, pusing, pegal berangsur-angsur hilang, tinggal batuk, pilek, hidung mampet yang masih kerasa.

Ramuan Herbal Samilakor

Ketika isoman, selain minum obat dan suplemen (vitamin), aku juga mengonsumsi jamu tolak angin & ramuan herbal untuk booster antibody. Samilakor [Sari Minuman Lawan Korona] nama ramuan herbalnya, terbuat dari rempah-rempah seperti jahe, kunyit, sereh, temulawak, kencur, lemon, dan daun bambu. Resep Samilakor tersebut ditemukan oleh Bu dokter Tifa dan tim penelitinya. Menurut kesaksian (testimoni) banyak orang, samilakor (dengan izin Allah) ampuh menetralisir gejala covid & memperkuat daya tahan tubuh. Karena itulah, aku tertarik mencoba samilakor. [*tapi tetap mengonsumsi obat dan suplemen, saling melengkapi gitu antara obat kimia & obat/ramuan herbal] 

Samilakor bisa dibikin sendiri seperti ini atau (kalo gak mau repot) beli jadi aja, di marketplace banyak yang jual. Aku dulu beli di sini . Udah 2x beli, recommended seller πŸ‘ 



Samilakor [dokumen pribadi]


Kegiatan Produktif Masa Isoman

Oke, balik ke laptop! Berhari-hari ngendon di kamar, tentu bosan bin gabut ya. Tapi mau berkeliaran juga gak boleh, karena ku tak sebebas merpati #eh karena masih bergejala. So demi memotong mata rantai penyebaran virus omicron yang cepat menular, kita perlu memutar otak cari ide kegiatan, agar masa isoman terasa lebih menyenangkan. Salah satunya dengan membaca, baik itu membaca buku/majalah kertas maupun baca buku/majalah digital (e-book e-magazine) di smartphone. Periode isoman jadi kesempatan terbaik untuk menyelesaikan satu per satu waiting list bahan bacaan yang ingin dituntaskan. Khusus e-book/e-magazine, hati-hati ya, jangan sampai kita membacanya dari sumber ilegal, misalnya dari link yang tersebar di grup chatting (WA/Telegram). Bukan wawasan/pengetahuan yang didapat, melainkan dosa karena telah merugikan penulis serta redaksi/penerbit buku & majalah. Ada beragam pilihan dan cara membaca buku digital secara legal, misalnya begini .  

Kronologi Keluargaku Terjangkit Omicron

Oke, back to laptop again! Usai isoman (kurang lebih) 2 minggu, Alhamdulillah negatif. Tapi badan baru benar-benar pulih seperti sedia kala sekitar tiga minggu. Jadi setelah negatif itu, masih ada bekas-bekas gejalanya, terutama batuk, walau udah gak sengikil seperti minggu pertama gejala. 

Beberapa hari kemudian, Jumat 21 Januari 2022, kakak sulung sekeluarga ada perlu ke Bandung. Aku gak ikut, tetap di Jakarta bareng mbak PRT. Hari Ahad 23 Januari 2022, kakak family balik dari Bandung. Dua hari kemudian, Salma ponakanku, merasa badannya gak enak. Gejalanya agak mirip denganku waktu itu : demam, radang tenggorokan, batuk, hidung mampet. Lantas ia minum obat flu, namun belum terlalu mempan. Tanggal 31 Januari 2022 Salma family melakukan tes PCR, dan hasilnya positif covid omicron. Aku dan mbak PRT auto social distancing dan pakai masker double . Esok  harinya pas libur tahun baru Imlek, aku dan mbak PRT gantian melakukan tes di klinik. Alhamdulillah, kami berdua negatif. Sampai rumah, kami langsung beres-beres pindahan ke kontrakan dekat rumah. Sedangkan nephew Arul menginap di tempat lain, sebelum dia balik ke Purwokerto untuk kuliah tatap muka.



Aku setelah tes covid [dokumen pribadi]

Lantas aku sempat terpikir juga, apakah Salma family kena covid karena ketularan aku atau mereka tertular di Bandung ya? Soalnya jarak waktu aku sembuh dengan mereka pergi ke Bandung itu semingguan. Dua hari setelah balik dari Bandung, ponakan mulai bergejala, sedangkan masa inkubasi omicron sekitar 2-3 hari. Berarti kemungkinan mereka ketularannya di Bandung dong ya? Allahu'alam bishawab.

Ketika Salma family isoman, kondisi mereka dipantau oleh tim satgas covid RT. Alhamdulillah gak ada stigma or semacamnya, tetangga very helpful selama keluarga kami isoman. Tanggal 8 Februari 2022 Salma family tes rapid antigen, Alhamdulillah hasil tesnya negatif 🀲 Aku dan mbak PRT balik ke rumah 4 hari kemudian, setelah rumah dibersih-bersih (desinfektan) dari virus corona. Qadarullah tetangga kami di rumah kontrakan ada yang positif covid, jadilah kami mesti cepat-cepat pindah ke rumah. Daripada ketularan lagi, ye kan? Kata leluhur, mencegah lebih baik daripada mengobati 😊

Perbedaan Varian Delta dan Omicron

Qadarullah, kami sekeluarga semuanya pernah covid dan diizinkan Allah menjadi covid survivors. Aku dan kakak ipar 2x positif (varian delta tahun lalu & omicron tahun ini). Kakak sulung dan Salma sekali (omicron), mbak PRT pun sekali (delta tahun lalu). Nephew Arul yang Alhamdulillah badannya masih terjaga dari virus corona. Sehat-sehat ya, Rul.

Setelah dua kali dihinggapi virus corona, aku jadi tahu perbedaan gejala varian delta dan omicron.

Delta : demam, batuk, pilek, hidung tersumbat, pusing, kaki pegal, radang tenggorokan, diare, anosmia (hilang penciuman).

Omicron : demam, batuk, pilek, hidung tersumbat, pusing, kaki pegal, tenggorokan gatal.

Di aku, omicron gak menyebabkan diare dan anosmia. Tapi mungkin tiap orang beda-beda kali ya gejalanya, bahkan ada yang tanpa gejala (OTG).

Sepintas, gejala varian omicron 'lebih ringan' dari varian delta. Tapi yaa seringan-ringannya omicron, masih lebih baik sehat body sih. Siapa juga yang kepengen sakit? Tapi yaa balik lagi ke takdir, walau kita dah ikhtiar taat prokes semaksimal mungkin, kalo emang takdirnya kena yaa bakal kena juga. Namun semoga sakitnya untuk membuat daya tahan tubuh kita lebih kuat, serta buat menggugurkan dosa-dosa πŸ€²πŸ™ 

Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus-menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya." (HR Muslim).

Anyway busway, selalu waspada ya Kawan-Kawan, karena pandemi corona belum usai. Vaksin memang sudah tersedia, tapi bukan berarti kita boleh bebas beraktivitas tanpa mengindahkan prokes yang berlaku. Sudah di vaksin pun juga bukan berarti kita kebal dari segala penyakit. So, selalu ingat untuk patuh prokes, serta jalankan gaya hidup sehat πŸ’ͺ Sebab perjuangan mengatasi pandemi COVID-19 tak hanya tanggung jawab pemerintah dan tenaga kesehatan saja, tapi juga menjadi tanggung jawab kita bersama. 😊 


*Postingan kedua, PR ngeblog di kelas Ruang Aksaraku .



Memorable Moment Masuk Angin

Kalian pernah masuk angin? Pasti pernah ya, minimal sekali seumur hidup lah 😁 Dari sekian masuk angin yang melanda, mungkin ada yang paling berkesan, memorable, gak bisa dilupakan. 

Dan, kebetulan aku ada memorable moment masuk angin πŸ˜…

Terjadi tahun 2018 silam. Abis kelar suatu urusan di kampung halaman Malang, balik ke Jakarta naik kereta. Nah, AC di kereta dingin banget dan aku lupa bawa jaket dong 🀦🏻‍♀️ Jadilah aku menggigil serrr serrr selama perjalanan di ular besi itu πŸ₯Ά 

"Please jangan masuk angin, biar besok bisa nonton konser Guns N' Roses di GBK Senayan..." ujarku dalam hati ber-H2C harap-harap cemas πŸ˜₯ Yaa gimana gak cemas, tiket konser udah siap sedia. Eh ndilalah, sampai rumah perut mules-mules, kepala pening, sering buang gas pula 🀒 Langsung minta tolong dikerokin sama Mak Alip (Bu PRT), berharap I feel better

Sayangnya, perut dan kepala gak bisa diajak kompromi πŸ˜‘πŸ˜’ So hari itu batal deh nonton aksi panggung Axl Rose cs, padahal dah nunggu-nunggu banget lihat mereka tampil dengan mata kepala sendiri 😭😭

Pertimbangannya, daripada di venue nanti aku bolak-balik ke toilet gegara masuk angin, jadinya yaa terpaksa membiarkan tiket konser itu hangus *hiks πŸ’ΈπŸ˜”πŸ˜’  Jadi menyesal deh, kenapa aku katrok bin ndeso gini. Baru kena AC kereta aja langsung masuk angin, gimana mau bisa tinggal menetap di Europe coba? *eaaah ngayal mode on 🀣 

                                 

                                                               doc. pribadi


Hikmahnya >> kudu rutin minum #tolakangin nih, agar badan fit πŸ’ͺ🏻 biar aktivitas lancar jaya πŸ˜ŽπŸ€“

FYI, Tolak Angin obat tradisional yang mengandung kombinasi berbagai herbal alami, seperti ekstrak buah adas, daun cengkeh, kayu ules, daun mint, jahe, dan madu. Kombinasi semua bahan tersebut dipercaya dapat mengatasi gejala masuk angin, sekaligus meningkatkan daya tahan tubuh. Selain pas masuk angin, aku minum Tolak Angin ketika gejala flu menyergap. Setelah minum beberapa sachet, Alhamdulillah sembuh. 

Nah, sekarang aku ingin tahu, bagaimana pengalaman masuk angin kalian? Cerita-cerita yuk, Kawan 😊



*Mohon maaf, postingan ini mengandung iklan, walau gak bermaksud ngiklan #ehgimana ✌🏻😁

*Postingan perdana belajar ngeblog di kelas Ruang Aksaraku .


Nasabah Bijak, Jangan Mau Dibajak